Pendahuluan
Diabetes Melitus adalah merupakan penyakit menahun yang ditandai oleh kadar gula darah yang melebihi normal. Apabila dibiarkan tidak terkendali, penyakit ini akan menimbulkan komplikasi yang tidak sedikit, diantaranya bisa mengenai mata, jantung, ginjal dan amputasi pada anggota gerak.
Oleh karena itu sangatlah penting bagi para penderita DM, baik yang sudah terkena maupun belum terkena untuk bisa mengetahui dengan sebenarnya tentang penyakit yang mereka derita, baik dari cara pendiagnosa, pengelolaan, maupun pencegahannya. Dalam materi ini kami akan lebih menitikberatkan pembahasan pada pengelolaan penderita dirumah.
Diagnosis
Diagnosis DM harus didasari dari pemeriksaan kadar gula darah, yang merupakan pemeriksaan yang bersifat kualitatif. Pemeriksaan secara rutin perlu dilakukan pada salah satu kelompok resiko tinggi untuk DM, yatu:
– Kelompok usia dewasa(> 45 thn)
– Kegemukan BB > 120 % BB ideal
– Tekanan darah tinggi(> 140/90 mmHg)
– Riwayat keluarga DM.
– Riwayat kehamilan dengan BB bayi > 4000 gram
– Riwayat DM pada kehamilan
– Dislipidemia (HDL < 35 mg/dl an atau Trigliserida > 250 mg/dl)
– Pernah TGT atau glukosa darah Terganggu
Untuk kelompok resiko tinggi yang tes penyaringnya negatif disarankan untuk melaksanakan pemeriksaan ulang setiap tahun secara rutin.
Kadar gula darah sewaktu dan puasa sebagai patokan diagnosis DM (mg/dl)
Gula darah sewaktu Bukan DM < 110
Belum pasti DM 110-119
DM >200
Gula darah puasa Bukan DM <110
Belum pasti DM 110-125
DM >126
Keluhan Khas
Diagnosis klinis DM umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas DM berupa poliuri (banyak kencing), polidipsia (banyak minum), polifagia (banyak makan), lemah penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan sebabnya.
Keluhan lain yang mungkin dikemukakan pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur dan impotensia pada pasien pria, serta pruritus (gatal) pada kemaluan pada wanita. Jika keluhan khas dan didapatkan pemeriksaan GDS > 200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM, ditambah pemeriksaan gd puasa.
Klasifikasi
Klasifikasi DM dianjurkan PERKENI berdasarkan klasifikasi DM American Diabetes Association.
- Diabetes tipe 1 ( tergantung insulin)
- Diabetes tipe 2 (tidak tergantung insulin)
- Diabetes tipe 3
- Diabetes melitus Gestasional
Pengelolaan
- tujuan
Jangka pendek : Menghilangkan keluhan/gejala DM dan mempertahankan rasa nyaman dan sehat.
Jangka panjang : Mencegah penyulit, dengan tujuan akhir menurunkan morbiditas dan mortalitas DM.
Pada penderita DM sebaiknya juga bertanya dengan jelas kepada dokter yang merawatnya karena pengetahuan anda mengenai penyakit yang anda derita akan membuat pengelolaan anda dirumah akan menjadi lebih teratur.
Pemeriksaan secara berkala bagi mereka yang menderita DM merupakan salah satu cara penderita untuk mengontrol gula darah mereka. Dengan cara memeriksakan gula darah sewaktu dan gula darah puasanya. Setiap tahunnya penderita DM diharapkan melakukan pemeriksan fisik secara lengkap yang terdiri dari ;
– Pemeriksaan jasmani lengkap
– Albumin urin, sedimen urin
– Kreatinin
– Lipid
– Funduskopi
– SGPT
– EKG
Pilar utama pengelolaan DM adalah:
- penyuluhan
- perencanaan makan
- latihan jasmani
- obat berkhasiat hipoglikemik (dapat anda tanyakan dengan lebih jelas pada dokter anda)
Pemantauan gula darah bila dimungkinkan dapat dilakukan sendiri dirumah, setelah mendapatkan pelatihan khusus untuk itu.
Perencanaan Makanan
Standart makanan yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut:
– Karbohidrat 60%-70%
– Protein 10%-15%
– Lemak 20%-25%
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stes akut dan kegiatan jasmani untuk mencapai berat badan ideal.
Makanan dengan komposisi diatas akan dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi 20%, siang 30%, malam 25% serta 2-3 porsi makanan ringan 10-15% diantaranya. Dan disesuaikan dengan kebiasaan pasien.
Untuk gula disarankan memakai pemanis buatan, untuk pasien dengan tekanan darah normal masih bisa mengkonsumsi garam seperti orang sehat, kecuali bila mengalami hipertensi, harus mengurangi garam
Latihan Jasmani
Dianjurkan untuk latihan jasmani secara teratur (2-3 kali ) seminggu selama kurang-lebih 30 menit yang sifatnya CRIPE ( continues, rhythmical. interval, progessive, endurance training), sedapat mungkin mencapai zona sasaran 75-85% denyut nadi maksimal (220 – umur), serta disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyerta.
Contoh : olahraga ringan adalah berjalan kaki biasa selama 30 menit, olahraga sedang adalah berjalan cepat selama 20 menit, dan olahraga berat misalnya joging.
Obat berkhasiat Hipoglikemik.
Bila diet dan olahraga belum bisa menjaga.
contoh obat :
– OHO:
– Sulfonilurea
– Biguanid
– Acarbose
– Insulin pada DM tipe 2
Kriteria Pengendalian
Untuk mencegah penyulit yang mungkin timbul perlu dilakukan kontrol yang teratur dan berikut kriteria bahwa kontrol anda berhasil.
Baik | Sedang | Buruk | |
GD puasa | 80-109 | 110-139 | >140 |
GD 2jam PP | 110-159 | 160-199 | >200 |
Hb A1c | 4-5,9 | 6-8 | >8 |
Kolesterol total | <200 | 200-239 | >240 |
Kolesterol LDL tanpa PJK | <130 | 130-159 | >160 |
Kolesterol LDL dengan PJK | <100 | 100-129 | >130 |
Kolesaterol HDL | >45 | 35-45 | <35 |
Triglkiserida tanpa PJK | <200 | 200-249 | >250 |
Tekanan darah | <140/90 | 140-160/90-95 | >160/95 |
Penyulit DM
Pada penyakit yang menahun dapat terjadi penyulit akut dan menahun.
- Penyulit akut ;
– Ketoasidosis diabetik
– Hiperosmolar non ketotik
– Hipoglikemia
- Penyulit menahun :
- Makroangiopati
- Mikroangiopati
- Neuropati
- Rentan infeksi
- Kaki diabetik (gabungan 1-5)
Penutup
Dengan membaca materi ini kami mengharapkan agar para penderita memiliki pegangan umum dalam melakukan terapi bagi dirinya sendiri sehingga dapat mencapai tujuan pengobatan DM ini secara optimal nantinya.
Semoga bacaan ini dapat bermanfaat.